By : Abdul
Rohim (HS/06/12/2012)
Banyak orang
yang mau belajar menulis, kemudian ujug-ujug berhenti dengan alasan lagi
tidak ada inspirasi. Apakah itu bisa dijadikan alasan bagi seorang penulis?
Tentu itu saya katakan kurang tepat, bahkan alasan yang mengada-ada.
Seorang
penulis tidak akan pernah kering dari inspirasi, karena apa yang dilihat, didengar
dan dirasakannya merupakan inspirasi tulisan. Apalagi zaman yang begitu
kompleks seperti sekarang ini, dimana berbagai permasalahan seakan-akan terkuak
semua, disitulah kita bisa jadikan inspirasi.
Ketika
melihat tayangan Televisi yang menyajikan kontroversi misalnya, kita bisa ikut
nimbrung untuk memberikan pendapat, terserah kita membidiknya dari sisi mana.
Dengan ikut nimbrung seperti itu berarti kita ikut andil memberikan kontribusi
terhadap permasalahan yang terjadi, atau setidaknya kita mempunyai pendirian
dalam berpendapat.
Dalam negara
demokrasi, kebebasan berpendapat dijamin oleh negara. Dengan berpendapat
berarti kita juga menjunjung pilar demokrasi tersebut.
Dalam dunia
media kita, sekarang sudah banyak memberikan kolom jurnalisme warga, dimana
bukan insan media saja yang mencari berita atau beropini, akan tetapi
masyarakat juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi.
Antusias
masyarakat pun cukup bagus, ini dapat dilihat dengan mengalirnya tulisan-tuisan
masyarakat di kolom jurnalisme warga tersebut.Kita juga banyak menemukan para
Bloger yang rajin mengupdate tulisan nya di blog mereka.
Dulu mungkin
kita begitu sulit untuk mempublikasikan pikiran kita, harus bersaing ketat
dengan penulis atau orang ternama, namun sekarang kapan kita punya tulisan bisa
langsung dipublikasikan. Mau itu tulisan ‘acak kadut’, jelek, gak nyambung atau
apalah, tapi tetap bisa terbit minimal di blog kita.
Dengan kemudahan tersebut, sebetulnya
memberikan motivasi kepada kita untuk terus belajar menulis. Bandingkan ketika
dulu saya kuliah kemudian ikut pelatihan jurnalistik. Ada satu mata diklat
yaitu berupa praktek dimana kita harus menulis apa yang kita lihat diperjalanan
dari malang kesurabaya. Selesai kita tulis, kemudian dikumpulkan ke panitia.
Sudah selesai tanpa ada tindak lanjut. Padahal kalau itu dikumpulkan dari semua
peserta diklat, kemudian dipublikasikan di blog sepertinya akan menjadi cerita
menarik.
Atau
sekarang kita misalnya berdiskusi, kemudian kita suruh notulen diskusi nya
untuk mempublikasikan rangkaian diskusi kita, pasti akan menarik apa yang telah
kita diskusikan tersebut. Percis seperti zaman yunani kuno dahulu, dimana para
filosof mendokumentasikan hasil diskusi mereka.
Atau
percakapan kita tadi siang dengan teman atau siapa saja, kemudian malamnya kita
ketik setiap percakapan tersebut, pasti juga akan menarik.
Karenanya,
bukanlah alasan tidak ada inspirasi menulis, akan tetapi mau tidak kita terus
belajar menulis sehingga menjadikan
hari-hari kita yang biasa menjadi penuh makna dan layak diperbincangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar