By : abdul
Rohim (HS/07/12/2012)
Ternyata
sulit juga ya menjaga konsistensi menulis itu. Terkadang malas sekali kalau
kita mau menulis dalam jumlah kalimat yang banyak. Apalagi harus
mensistematiskan alur pikiran antar paragraf. Wah tambah pusing tujuh keliling
tuh.
Seperti yang
saya alami, awal-awalnya begitu membara untuk belajar menulis, trus kemudian
dikirimkan ke berbagai media. Memang ada hasilnya, beberapa tulisan saya dimuat
di media lokal maupun nasional. Sebenarnya itu langkah awal yang bagus bagi
penulis pemula.
Namun,
beriring waktu, ‘greget’ untuk menulis semakin memudar. Mungkin perlu asupan
gizi supaya bisa bergairah lagi. Tapi, yang jelas alasan yang paling bisa
dibenarkan yaitu malas. Ya malas buka laptop, malas menari-narikan jemari di keyboard dan lainnya. Dalam pikiran
saya, enak langsung klik dan klik saja, informasi langsung didapat.
Pernah
terpikir untuk membeli HP yang agak bagusan dikit (heheeee), yang bisa memuat karakter
huruf yang panjang supaya dimanapun saya berada bisa langsung menulis, tapi
rencana itu ternyata masih belum bisa terwujud. Ada saja anggaran yang tak
terduga. Ya, biarlah nanti-nanti juga
insyaallah bisa ke beli. Untuk sekarang mengalah dan bersabar dulu. Toh, itu
bukan kebutuhan primer.
Yang jelas,
sebenarnya bukan masalah fasilitas yang bagus atau lengkap dalam menulis itu.
Tapi lagi-lagi konsistensi kita yang menjadi masalah.
Bagi pemula,
mungkin begitu berat apalagi bila berpikir
keuntungan apa yang kita dapat dari menulis. Toh, Hanya membuang waktu saja karena menulis
satu halaman saja bisa berjam-jam, toh ternyata tidak menghasilkan apa-apa juga
. Kalau tidak punya laptop, untuk bayar rental nya saja kita ambil’ kocek’
sendiri, apalagi tulisan kita mengharuskan data-data yang valid, tentu
bertambah banyak juga ‘kocek’ yang harus dikeluarkan.
Mungkin
itulah hasil dari kita belajar setengah-setengah, tidak bisa menikmati hasil
yang berupa materi. Tapi setidaknya, siapa tau tulisan kita dibaca orang lain,
kemudian bisa bermanfaat baginya atau setidaknya Ilmu yang kita punya, bisa di ikat dengan
tulisan yang kita buat tersebut. Ataupun yakinlah dengan tulisan kita bisa
menyampaikan uneg-uneg pikiran kita yang membatu , sehingga pikiran kita
menjadi ‘plong’ tanpa endapan, Atau pun dengan menulis pikiran kita bisa lebih
sistematis.
Karenanya,
sebenarnya tidak ada yang sia-sia apa yang kita lakukan berkaitan dengan tulis
menulis ini. Terus diasah biar bertambah tajam, kemudian bisa dipakai untuk
mencari ‘kayu bakar’ sebagai penghidupan. Kalau memang sudah menguasai betul,
pasti dibutuhkan banyak orang, apalagi sekarang kan dunia nya dunia informasi,
dunia propaganda, dunia iklan yang membutuhkan kata-kata kreatif yang bisa
mempengaruhi banyak orang. Tapi jangan disalah gunakan loh, harus ada etika
juga dalam menulis.
Membuang-buang
waktu itu, berarti kita memang belum ahli merangkai kata. Kalau sudah ahli saya
yakin satu jam bisa menghasilkan beberapa halaman sehingga waktu kita tidak
habis dalam satu tema, Tidak menghasilkan uang, berpositif thinking saja bahwa
mungkin kita belum layak mendapatkannya dengan tulisan kita seperti itu.
Siapa
menanam pasti mengetam, itulah pribahasa yang bisa kita jadikan spirit untuk
terus belajar merangkai kata secara konsisten. Dan teriakan saya untuk sama-sama
belajar dari detik ini. Cayoo kita menulis lagi, hilangkan kelesuan, buang
kemalasan menuju dunia baru, dunia kata-kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar