Kamis, 06 Desember 2012

Menulis Itu Perlu Konsisten

By : abdul Rohim (HS/07/12/2012)

Ternyata sulit juga ya menjaga konsistensi menulis itu. Terkadang malas sekali kalau kita mau menulis dalam jumlah kalimat yang banyak. Apalagi harus mensistematiskan alur pikiran antar paragraf. Wah tambah pusing tujuh keliling tuh.


Seperti yang saya alami, awal-awalnya begitu membara untuk belajar menulis, trus kemudian dikirimkan ke berbagai media. Memang ada hasilnya, beberapa tulisan saya dimuat di media lokal maupun nasional. Sebenarnya itu langkah awal yang bagus bagi penulis pemula.

Namun, beriring waktu, ‘greget’ untuk menulis semakin memudar. Mungkin perlu asupan gizi supaya bisa bergairah lagi. Tapi, yang jelas alasan yang paling bisa dibenarkan yaitu malas. Ya malas buka laptop, malas menari-narikan  jemari di keyboard dan lainnya. Dalam pikiran saya, enak langsung klik dan klik saja, informasi langsung didapat.

Pernah terpikir untuk membeli HP yang agak bagusan dikit (heheeee), yang bisa memuat karakter huruf yang panjang supaya dimanapun saya berada bisa langsung menulis, tapi rencana itu ternyata masih belum bisa terwujud. Ada saja anggaran yang tak terduga. Ya, biarlah nanti-nanti  juga insyaallah bisa ke beli. Untuk sekarang mengalah dan bersabar dulu. Toh, itu bukan kebutuhan primer.

Yang jelas, sebenarnya bukan masalah fasilitas yang bagus atau lengkap dalam menulis itu. Tapi lagi-lagi konsistensi kita yang menjadi masalah.

Bagi pemula, mungkin begitu berat apalagi bila berpikir  keuntungan apa yang kita dapat dari menulis.  Toh, Hanya membuang waktu saja karena menulis satu halaman saja bisa berjam-jam, toh ternyata tidak menghasilkan apa-apa juga . Kalau tidak punya laptop, untuk bayar rental nya saja kita ambil’ kocek’ sendiri, apalagi tulisan kita mengharuskan data-data yang valid, tentu bertambah banyak juga ‘kocek’ yang harus dikeluarkan.

Mungkin itulah hasil dari kita belajar setengah-setengah, tidak bisa menikmati hasil yang berupa materi. Tapi setidaknya, siapa tau tulisan kita dibaca orang lain, kemudian bisa bermanfaat baginya atau setidaknya  Ilmu yang kita punya, bisa di ikat dengan tulisan yang kita buat tersebut. Ataupun yakinlah dengan tulisan kita bisa menyampaikan uneg-uneg pikiran kita yang membatu , sehingga pikiran kita menjadi ‘plong’ tanpa endapan, Atau pun dengan menulis pikiran kita bisa lebih sistematis.

Karenanya, sebenarnya tidak ada yang sia-sia apa yang kita lakukan berkaitan dengan tulis menulis ini. Terus diasah biar bertambah tajam, kemudian bisa dipakai untuk mencari ‘kayu bakar’ sebagai penghidupan. Kalau memang sudah menguasai betul, pasti dibutuhkan banyak orang, apalagi sekarang kan dunia nya dunia informasi, dunia propaganda, dunia iklan yang membutuhkan kata-kata kreatif yang bisa mempengaruhi banyak orang. Tapi jangan disalah gunakan loh, harus ada etika juga dalam menulis.

Membuang-buang waktu itu, berarti kita memang belum ahli merangkai kata. Kalau sudah ahli saya yakin satu jam bisa menghasilkan beberapa halaman sehingga waktu kita tidak habis dalam satu tema, Tidak menghasilkan uang, berpositif thinking saja bahwa mungkin kita belum layak mendapatkannya dengan tulisan kita seperti itu.

Siapa menanam pasti mengetam, itulah pribahasa yang bisa kita jadikan spirit untuk terus belajar merangkai kata secara konsisten. Dan teriakan saya untuk sama-sama belajar dari detik ini. Cayoo kita menulis lagi, hilangkan kelesuan, buang kemalasan menuju dunia baru, dunia kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar