Selasa, 16 Oktober 2012

Untuk Apa FB ?


 abdul rohim
(Lampung Utara,02 Mei 2012 pkl .22.47)


Dunia maya telah menembus batas-batas wilayah territorial sehingga menjadikannya semu selain itu juga menggerogoti budaya di suatu daerah,saling berakulturasi dan membentuk sebuah budaya baru.Budaya tersebut tentu ada yang baik dan ada yang buruk tergantung nilai-nilai agama yang dipercayainya.Pun telah mengubah paradigma seseorang dalam menyikapi hidup ini.


FB yang merupakan salah satu produk dunia maya telah begitu populer baik dari kalangan remaja sampai orang tua sebagai jejaring social yang menghubungkan individu yang satu dengan yang lainnya.

Bagi sebagian kalangan FB dijadikan sebagai pengganti dari diary yaitu tempat mencurahkan isi hati baik berupa kata-kata sayang,cinta,kangen,marah,benci,kritik ataupun aktivitas sehari-harinya.Bagi Barack Obama mungkin FB tidak penting karena menurutnya buat apa mengetahui aktivitas orang lain yang tidak begitu penting sehungga baginya hanya membuang-buang waktu saja.Tapi bagi sebagian kalangan dalam masyarakat kita,mengetahui aktifitas orang lain merupakan sesuatu yang penting apalagi aktifitas tersebut berkaitan dengan kepentingan pribadinya.

FB bisa dikatakan merupakan metamorphosis dari diary telah mengubah paradigm seseorang dari yang tadinya begitu tabu menjadi sesuatu hal yang biasa. Dulu diary merupakan prifasi seseorang yang tidak boleh diketahui oleh siapa pun bahkan kita kan merasa malu apabila diary tersebut dibaca orang lain,kita akan mengejar orang tersebut,mengomelinya dan merebut kembali diary tersebut dan bahkan mungkin setelah beberapa waktu diary tersebut akan dimusnahkan untuk menghilangkan jejak karena rasa malu dengan goresan-goresan kata yang terdapat didalamnya.

Memang untaian kata dalam diary tersebut diungkapkan begitu jujurnya sesuai dengan  suasana hati pada waktu itu, tujuannya biasanya sebagai media ‘curhat’ dengan dimulai awal kata ‘dear diary ‘agar hati lebih nyaman ataupun mungkin sebagai kenangan terhadap peristiwa-peristiwa spektakuler dalam hidupnya.Dari sini,tergantung bagaimana orang memposisikannya apakah untuk curhat ataukah untuk mencatat peristiwa bersejarah dalam hidupnya ataukah untuk lainnya.

Bila dalam diary kita begitu memproteksinya dari keingin tahuan orang lain,berbeda dengan FB dimana kita begitu berharap orang lain mengetahui bahkan mengomentarinya.semakin banyak orang me ‘like’ maka semakin eksis lah kita,semakin banyak yang mengomentari maka semakin besar anggapan bahwa orang lain peduli kepada kita.Itulah mungkin bangunan persepsi kita saat ini.

Karena orang lain selalu ikut ‘nimbrung’ membaca setiap update status kita di FB,maka disinilah letak permasalahannya dimana kita harus hati-hati dalam setiap kata kita karena lidah memang tidak bertulang akan tetapi tajamnya melebihi pedang yang akan menggores,menusuk,melukai perasaan orang lain.Dia akan menimbulkan huru hara ataupun malapetaka bagi orang yang tidak bisa menjaganya.

Tentunya,kita tidak boleh menjadikan diri kita begitu rendah ataupun buruk dimata orang lain,karena orang lain akan begitu mudah menilai kita dari setiap kata kita apakah berkualitas,baik atau bahkan rendah ataupun buruk.Orang yang dalam FB nya sering update status kata-kata kasar atau tidak patut diucapkan maka kita akan menilai bahwa dia tidak berpendidikan (beradab) dan buruk ahlaknya.Kita tidak menginginkan itu bukan?.Memang update status itu berdasarkan suasana hati akan tetapi apa sulitnya merangkaikan kata yang indah dan lebih bijaksana.

Karenanya,
Untuk apa FB kalau hanya untuk menyakiti orang lain
Untuk apa FB kalau hanya untuk menggunjing
Untuk apa FB kalau hanya untuk berkata-kata kotor
Untuk apa FB kalau hanya untuk merugikan orang lain
Untuk apa FB kalau hanya menampilkan phot-photo seronok
Untuk apa FB kalau hanya untuk membunuh waktu kita
Oooohhhhh untuk apa…untuk apa….?

Maka selayaknyalah dalam setiap kata kita,bisa mencerminkan nilai-nilai yang luhur,etis dan kalau bisa berkualitas.Atau kalau tidak bisa seperti itu maka update status lah kegiatan-kegiatan kita,curahan hati kita yang mungkin lagi membutuhkan masukan dari teman-teman yang penting kita harus bisa membahasakannya dalam bingkai nilai-nilai moral yang agung.

Apabila kita sudah mampu untuk menjadikan FB sebagai catatan harian kita yang bernilai terlebih-lebih dari sisi substansi berkualitas sehingga berguna bagi orang lain maka itulah kita yang bernilai guna bak mutiara dalam kubangan sampah kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar