Oleh ; Abdul Rohim
Minggu;6 Mei 2012 pkl 10;51
Terkadang sebagian
orang apabila ditimpa musibah sering mengeluh bahkan menyalahkan kepada sang
pencipta bahwa hidup ini tidak adil untuknya sehingga yang lebih tragis lagi
bunuh diri dengan berbagai cara bisa minum obat serangga,menjatuhkan diri dari rumah
berlantai,menggantung diri atau lain sebagainya.Tentu perbuatan diatas
sangatlah dilarang oleh Alloh swt bahkan meminta kepada alloh swt untuk
mencabut nyawanya pada waktu itu juga dilarang keras oleh alloh swt.
Musibah bisa datang
dalam berbagai bentuk yaitu bisa berupa sakit,hartanya habis,orang yang
disayanginya di panggil oleh yang maha kuasa,susah mencari penghidupan
(kemiskinan) dan lain sebagainya.Yang jelas bila sesuatu itu tidak mengenakan
dirinya itulah yang dinamakan musibah.
Inilah hidup dimana
siapapun mau ataupun tidak mau pasti akan mengalami musibah tersebut karena
alloh swt ingin menguji kepada kita siapa yang paling bagus amalnya.Siapa yang
tahan uji maka dialah berhak menyandang gelar pemenang dalam pandangan alloh
swt dan berhak mendapatkan apa yang telah dijanjikan olehNya.
Bagaimana caranya agar
kita bisa menjadi pemenang dalam setiap musibah? Kuncinya hanya satu yaitu
sabar.Secara etimologi Sabar berasal dari bahasa arab ‘shobaro-yasbiru-shobron’
yang berarti menahan atau mencegah.dari sini kita bisa menafsirkan bahwa sabar
adalah menahan diri dari sifat-sifat yang buruk seperti keluh kesah,emosi serta
meneguhkan hati untuk selalu berada pada koridor-koridor yang telah ditetapkan
oleh alloh swt.
Sebagian kita mungkin
beranggapan bahwa ujian alloh swt itu hanya berupa keburukan dimana kita sering
melihat bahwa nasehat sabar hanya disampaikan kepada orang-orang yag terkena
musibah saja.semisal ada tetangga kita yang meninggal kepada keluarganya yang
ditinggalkan sering mengucapkan ‘sabar ya,semuanya milik alloh dan hanya
kepadanyalah akan kembali’.Atau kepada yang sakit sering dikatakan ‘yang sabar
ya,setiap penyakit pasti ada obatnya’ ataupun ucapan-ucapan lainnya yang
semuanya bermuara pada sesuatu yang tidak mengenakan hati seseorang.
Nah tentu
anggapan ini tidak benar,karena alloh swt menguji seseorang bukan hanya dalam
keburukan saja akan tetapi bisa berupa kebaikan seperti misalnya alloh menguji
dengan harta,jabatan,popularitas,anak,istri dan lain sebagainya yang semuanya
itu adalah ujian dimana sanggupkah mereka tetap bersyukur kepada alloh swt sehingga
kegemilangan harta,popularitas dan keturunan tersebut menyebabkan mereka tidak
lupa untuk beribadah kepadaNya.Mari kita perhatikan firman alloh swt dibawah
ini;
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.” (Al-Anbiya’: 35)
Dari firman alloh
tersebut diatas tentunya nasehat sabar bukan saja ditujukan kepada orang yang
ditimpa musibah saja akan tetapi kepada orang-orang yang mungkin dalam anggapan
kita sedang bergelimang dengan kesenangan.Bersyukurlah terhadap
harta,popularitas,jabatan,anak,istri dan lain sebagainya yang diberikan alloh
kepada kita sehingga ketika semuanya diambil oleh alloh swt kita tidak
meraung-raung bahkan menyebabkan stress berlarut-larut.
Terkadang memang sering
kita mendengar dalih bahwa sabar ada batasnya,tentu ini juga tidak benar karena
bagaimanapun juga alloh swt tidak akan menguji seseorang melampaui batas
kemampuannya.Bagi orang yang sakit kita mungkin bisa mencontoh kesabaran nabi
ayyub As dimana selama 18 tahun diuji alloh swt dengan sakit yang menyebabkan
hartanya habis,anak keturunannya pun semuanya dipanggil oleh alloh swt,diusir
dari kampungnya karena masyarakat sekitar takut penyakit beliau menular dan
hanya tersisa istri beliau dewi rahmah yang setia mendampingi dan mengurusnya.
Sakit
nya beliau menurut keterangan digerogoti oleh ulat sehingga menghabiskan semua
daging tubuhnya dan yang tersisa hanya tulang dan urat syaraf nya saja namun
sungguh luar biasa kesabaranya bahwa hati dan lisan nya selalu berdzikir kepada
alloh swt dan tidak melupakan karunia-Nya,beliau bahkan mengatakan kepada
istrinya- dimana waktu itu istrinya meminta kepadanya supaya alloh menyembuhkan
penyakit yang dideritanya selama ini- bahwa ujian ini belum seberapa dengan
kenikmatan yang diberikan alloh kepada kita yang selama 80 tahun kita menikmatinya.
Kalau kita bisa sabar
terhadap segala cobaan yang baik terutama bila cobaan tersebut tidak
menyenangkan kita maka kemenanganlah yang akan didapatkan.akan tetapi apabila
kita berputus asa terhadap semua rahmat alloh swt maka kita termasuk golongan
orang-orang yang kufur.
Cobaan berupa sakit
misalnya,bila kita bisa menghadapinya dengan ihlas tanpa keluh kesah bahkan
dengan sakit lebih mendekatkan diri kepada alloh swt tentu alloh swt akan membalas
nya dengan kebaikan.mari kita perhatikan hadis nabi SAW dibawah ini :
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah
seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya
dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
Dari Anas
bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya
Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya,
kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
Dari hadis diatas,tentu kita sangat prihatin
kepada orang-orang yang bila ditimpa musibah namun tidak bisa menerimanya
sebagai ujian dari alloh swt.,dua kerugian baginya yaitu musibah telah terjadi dan
mereka tidak mendapat pahala dari musibah tersebut.Nah,apalagi kita mungkin
akan menganggap bodoh kepada orang-orang yang mengakhiri hidupnya karena tidak
mampu menanggung ujian hidup ini,di dunia mereka merasakan beratnya hidup apalagi
diakherat kelak.Inilah bukti tidak adanya iman dalam hati mereka bahwa dengan
mati menganggap terlepas dari beban hidup semuanya padahal tentu tidak seperti
itu bahwa kita diciptakan dan tentu akan dimintai pertanggung jawaban.
Karenanya mengangan-angankan kematian apalagi
mengakhiri hidup sangatlah dilarang keras dalam islam,seperti sering kita lihat
dalam tulisan-tulisan FB atau pun mungkin sering kita mendengar do’a
teman-teman kita “Ya alloh saya sudah
tidak tahan,maka cabutlah nyawa saya hari ini”,ya alasan nya sih sepele
karena putus cinta menyebabkan do’a seperti itu.Redaksi do’a yang seperti itu dilarang
oleh Islam,bahkan mengharapkan kematian pun tidak dibenarkan.Karenanya Nabi
Muhammad saw memberikan redaksi do’a dalaw riwayat bukhori muslim sebagai
berikut “Ya Allah, teruskanlah hidupku
ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu
lebih baik bagiku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar