Minggu, 14 Oktober 2012

Renungan Di Bulan Romadlon

by Abdoel Rohym on Wednesday, August 8, 2012 at 9:34pm ·


 (HS 26-7-2012 ) 23.10 WIB

Saudaraku, Alangkah beruntungnya kita masih dipertemukan dibulan agung ini, bulan yang dipenuhi hikmah dan berkah, bulan dimana pintu surga terbuka lebar bagi orang-orang yang serius ingin memasukinya, pahala dilipatgandakan oleh Allah swt sepuluh sampai tujuhratus kali lipat bagi yang melakukan amal kebaikan. Inilah bulan Romadlon dimana Allah swt menyeru kepada orang-orang yang beriman untuk berpuasa.



Kita tidak tau, apakah kita masih diberi kesempatan oleh Allah swt untuk menjumpai romadlon tahun depan. Tidakkah kita saksikan, bagaimana saudara kita, tetangga kita, teman kita, mereka yang dulu bercengkrama  dan berbagi kisah dengan kita, ternyata terlebih dahulu menghadap-Nya. Meninggalkan hiruk pikuk dunia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hakim yang maha adil.

Saudaraku, itulah kematian yang tiada seorangpun bisa menolaknya atau menundanya walaupun hanya sekian detik saja. Kematian tidak memandang dimensi ruang dan waktu. Dia akan hadir kapan saja bila sudah saatnya. Bisa jadi, detik ini, menit ini, jam ini, hari ini adalah jatah kita dijemput oleh malaikat maut.

Saudaraku, pahamilah bahwa hidup ini hanyalah sesaat, Hidup di dunia bagaikan seorang musafir yang berhenti kemudian minum  air untuk melepas dahaga. Alangkah sebentarnya bukan?. Kita akan melanjutkan perjalanan menuju sebenar-benarnya kehidupan, kehidupan yang kekal abadi. Itulah kehidupan akhirat yang hanya menyajikan dua pilihan yaitu SURGA ataukah NERAKA.

SURGA disediakan oleh Alloh swt bagi orang yang menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Dan NERAKA untuk orang yang mendurhakai-Nya. Tentu kita tidak menginginkan dimasukan dalam neraka yang dikatakan sebagai sejelek-jeleknya tempat. Kita selalu berharap untuk ditempatkan didalam surga yang dikatakan sebagai sebaik-baiknya tempat.

Saudaraku, untuk mendapatkan surga yang dijanjikan itu, tidaklah cukup hanya berharap saja tanpa perjuangan. Bukankah bila kita menginginkan sesuatu kita harus berusaha terlebih dahulu?. Ingin kaya, kita harus giat bekerja. Ingin Nilai bagus, kita harus belajar. Itulah Sunatulloh (hukum alam) yang tidak bisa di elakkan.

Saudaraku, terkadang kita enggan untuk berusaha. Inginnya selalu serba instan dan seenak nya sendiri. Ingin cepat kaya, giat korupsi. ingin nilai bagus, sibuk menyontek. Itulah nafsu. Ketauhilah saudaraku, kecenderungan nafsu manusia  adalah kepada kejelekan  sebagaimana firman Alloh swt :

‘Innannafsa la’ammarotu bissuu’i illa ma rohima robbii’

“Sesungguhnya jiwa (manusia) itu menyuruh pada kejelekan kecuali jiwa yang dirahmati Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53)

Saudaraku, ingatlah bahwa Surga selalu diliputi oleh perkara yang dibenci jiwa dan neraka selalu diliputi oleh perkara yang disukai syahwat ( Huffatil jannatu bilmakarih wa huffatinnaru bissyahawat). Dan kebanyakan kita, cenderung menuruti nafsu syahwat yang menjerumuskan kepada kehinaan. Padahal Allah swt menciptakan kita dengan sebaik-baiknya bentuk (fi ahsanittaqwim) namun karena nafsu tersebut kita berada pada tempat yang paling bawah (asfala safilin).

Saudaraku, dengan kasih sayangnya Allah swt, kepada kita, Dia tidak ingin mahluk terbaiknya yang bernama manusia ini jatuh kejurang kehinaan, maka disyariatkanlah untuk berpuasa yang berlaku dari umat jaman dahulu sampai umat nabi Muhammad. Gunanya agar kita bisa mengendalikan nafsu hayawaniyah dan syaitoniyah kita menjadi nafsu yang muthmainah yaitu nafsu yang cenderung kepada kebaikan dimana manusia mencintai Allah swt dan dicintai oleh-Nya. Dari sini, diri kita yang bisa mengendalikan nafsu bahkan menjadikannya menjadi nafsu mutmainah, itulah kita yang mencapai derajat Muttaqin.

Saudaraku, Bulan puasa ini adalah bulan dimana kita melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu kita. Ibadah yang pahalanya tiada terbatas dan hanyalah Allah swt yang akan memberikanya. Karenanya, janganlah kita sia-siakan bulan yang penuh rahmat ini dengan perbuatan yang sia-sia. Perbuatan yang dipenuhi nafsu angkara murka. Mari kita tinggalkan perbuatan yang dulu jelek dan kita isi hari ini dan selanjutnya dengan perbuatan baik. Bukankah muslim yang beruntung itu adalah bila hari ini lebih baik dari kemarin?

Saudaraku, Mari kita isi bulan ini dengan amal kebaikan, mengaji dan mengkaji Alqur’an, banyak bersedekah, mendekatkan diri kepada Allah swt dan bertaubat akan kehilafan kita. Mari kita berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah swt (imanan wahtisaban) sehingga kita mendapatkan berkah dibulan puasa ini. Dan mari kita kendalikan nafsu jelek kita karena pada dasarnya kita tidak akan pernah puas akan dunia ini sebelum ajal menjemput kita, sehingga kita tidak dimasukan dalam golongan orang puasa yang merugi yaitu golongan yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja.

Akhirnya mari kita berdo’a kepada Allah swt dengan tulus ikhlas.

 “Ya Allah…aku memohon kepadamu surga dan segala sesuatu yang bisa mendekatkanku dengannya baik berupa perkataan ataupun perbuatan. Dan aku berlindung kepadamu dari siksaan neraka dan segala sesuatu yang bisa mendekatkanku dengannya baik berupa perkataan ataupun perbuatan. (Musnad Imam Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar