Senin, 22 Oktober 2012

Quo Vadis Iksan huda?

Oleh :Abdul Rohim (Lampung Utara,04 April 2012 Pkl.21.00 WIB)


Pada hari minggu,1 Maret 2012 saya dating ke pondok pesantren nurul huda pringsewu dengan tujuan ziarah ke makam nya mbah romo yayi Abdullah sayuti alhaj yang memang pada hari itulah rencana haul yang ke-2 beliau dilaksanakan,Namun karena ada beberapa pertimbangan pihak panitia mengundurkan acara pelaksanaanya.Selain ziarah tentunya ‘sowan’ ke asatidz pesantren nurul huda sebagai bentuk ‘ta’dziman wa ikroman’ atas ilmu agama yang pernah diajarkan,dengan ini semoga ilmu yang didapat mendapat ‘barokah’ dan bermanfaat.Tujuan lain tentunya berkumpul dengan teman-teman seperjuangan dulu untuk berbagi kenangan atau hanya sekedar mengetahui kesibukan masing-masing,Dalam hal ini biasa kami menyebutnya ‘reoni’.


Sudah hampir satu tahun saya tidak berkunjung ke pesantren,ternyata sudah banyak perubahan.Komplek al-fatah ternyata sekarang sudah ‘disulap’ menjadi  bangunan baru tempat untuk belajar  anak-anak SMK Keperawatan.yang berarti tidak ada lagi kamar dimana saya tidur dulu,aula tempat saya belajar  dan lain sebagainya.Komplek al-husain pun telah dibangun dengan bangunan tiga tingkat lengkap dengan kantor dan pengurusnya.Santri pun sekarang tidak perlu repot-repot  mengambil air –Nimbo- ataupun ngantri  mandi karena ruang-ruang kamar mandi sudah lumayan banyak. Sebagai santri alumni tentunya saya bangga dengan perubahan ini,karena dengan sarana prasarana yang lengkap memudahkan santri untuk lebih banyak belajar  dalam keadaan yang  nyaman.

Ketika sampai di pondok kebetulan hari itu adik-adik santri (wan dan wati) sedang mengadakan acara ‘jam’iyatul mubaligin kubro’ –Dulu kita menyebutnya seperti itu-  yaitu berkumpulnya santriawan santriawati nurul huda yang secara bergiliran mendapat tugas sebagai pembawa acara,membaca kitab kuning berikut menjelaskanya,khitobah,syarhil qur’an dan lain sebagainya.yang gunanya untuk melatih mental dan kemampuan santri dalam bidang-bidang tersebut.Sebenarnya saya tertarik untuk mendengarkannya tapi karena saya ada acara yang lain bersama teman-teman alumni tentunya dengan perasaan menyesal saya tidak bisa mengikutinya.

Santri alumni yang hadir waktu itu tidak terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah alumni yang mencapai ratusan bahkan ribuan orang.Ya mungkin karena informasi yang kurang ataupun memang ada yang izin dan akan  hadir pada hari ‘H’ nya haul. yang hadir waktu itu tidak mencapai seratus alumni. Namun tentunya tidak menyurutkan kita untuk melaksanakan agenda yang telah direncanakan.

Setelah ‘khataman al-qur’an’ agenda selanjutnya yaitu rapat alumni.ada dua tema besar yang dibahas waktu itu yaitu tentang pertemuan alumni apakah akan dilaksanakan seperti biasa yaitu setiap tanggal 5 syawal ataukah digabungkan dengan haul nya mbah yayi abdulah sayuti?.Dan pembahasan  Yang kedua tentang rencana alumni untuk pengadaan buku-buku bacaan  (perpustakaan).

Pembahasan  pertama tentang reoni alumni, diskusi pun berjalan ‘alot’ dan masing-masing mengutarakan pendapatnya namun alhamdulilah dapat diambil kesepakatan bahwa reoni santri alumni digabungkan dengan haul-nya mbah sayuti.

Yang menjadi kealotan  dalam pembahasan ini adalah analisa mengenai  kehadiran atau ketidak hadiran alumni.Sampai saat ini memang , kehadiran alumni dalam acara-acara reoni belum cukup menggembirakan.Ratusan bahkan ribuan alumni belum bisa berkumpul secara bersama.Hal ini menurut saya selain sense of belonging nya belum terbentuk juga karena organisasi alumni ini usia nya masih muda yaitu baru berumur lima tahun.

Secara historis tentang organisasi ini terbentuk adalah atas saran dari abah KH.Moh. sohib yang waktu itu menyarankan kepada saya dan teman-teman alumni  untuk mengadakan halal bihalal dan reoni alumni.Saya menyanggupinya karena kebetulan saya juga telah menyelesaikan kuliah saya,sehingga bisa lebih serius menggarap acara tersebut.Maka waktu itu saya mengumpulkan teman-teman alumni yang masih bisa dideteksi keberadaannya  guna pembentukan panitia. teman-teman  menunjuk saya pada waktu itu sebagai ketua panitia.Ya memang berat untuk mendeteksi keberadaan alumni apalagi ini merupakan kegiatan pertama kalinya namun berkat keseriusan panitia maka acara ini pun bisa dilaksanakan.

Pada acara halal bihalal dan reoni  alumni yang pertama ini,agenda besar panitia adalah pembentukan organisasi alumni.Maka acara pun kita susun yaitu pada pagi harinya acara pengajian dan pada siang harinya rapat pembahasan tentang pembentukan organisasi alumni.Sekitar seratus an lebih alumni pada waktu itu hadir mengikuti kegiatan Pada pagi harinya yaitu pengajian yang di isi dengan pesan dari pimpinan pondok pesantren nurul huda (abah Ghufron) sebagai penguat legalitas acara ini  dan ‘mau’idatul hasanah’ dari ustadz hamzah yang merupakan alumni tahun 80-an.

Pada siang harinya sidang pembentukan organisasi ini pun dilaksanakan.setelah berdiskusi agak lama maka disepakatilah pembentukan organisasi ini dengan nama Ikatan Santri Alumni Nurul Huda (Iksan Huda ) Pringsewu dengan batas waktu yang tidak ditentukan yang diketuai oleh ustadz hamzah dengan waktu satu periode 3 tahun (2007-2010).Tidak lupa pula dibentuklah coordinator-koordinator wilayah yang bertanggung jawab terhadap pengorganisiran alumni di wilayahnya masing-masing pun selain itu juga memutuskan setiap tanggal 5 syawal sebagai acara halal bihalal dan reoni alumni .

Dalam pengamatan saya,organisasi ini dalam kurun satu periode tersebut ibarat bayi yang baru lahir,belajar merangkak dan berjalan.Namun memang sungguh disayangkan dalam periode ini tidak ada program sama sekali bahkan untuk hanya sekedar pembentukan ketua reoni dan halal bihalal.Sehingga sampai –sampai setelah acara tahunan tersebut tidak ada pembubaran dan pembentukan panitia kembali.Artinya susunan kepanitiannya selalu orang-orang itu saja. Tapi alhamdulilah walaupun terkadang pengurus intinya tidak bisa hadir karena mungkin banyak acara dan kesibukan namun acara ini tetap berlangsung secara tahunan.

Setelah periode kepengurusan ini selesai maka periode berikutnya iksan huda di pimpin oleh ust.Syafe’I dan baru berjalan satu tahun ini.Semoga saja dengan kepemimpinannya bisa banyak program-program atau solusi-solusi masalah kevakuman organisasi  bisa diatasi.Dan niat baiknya untuk memajukan organisasi dapat terlihat dari kehadirannya pada acara reoni kemarin.

----0000----

Permbahasan yang kedua dalam reoni kemarin membahas tentang usulan pengadaan buku-buku bacaan bagi santri (Perpustakaan) hal ini memang sangat penting karena dalam dunia pendidikan perpustakaan adalah ibarat jantungnya dalam tubuh kita.Santri harus mempunyai keluasan ilmu agama maupun umum sehingga ketika kembali dalam masyarakat mampu beradaptasi dan menjawab problematika yang muncul.keluasan ilmu ini tidak akan terwujud apabila santri hanya mendapat ilmu hanya dalam pelajaran-pelajaran di kelas saja.Apalagi dengan jangka waktu 3 tahun sebagaimana kebanyakan alumni santri saat ini.Karenanya Sebagai alumni tentunya harus ikut juga memikirkan kemajuan pendidikan adik-adik santri kita sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai alumni.

Dalam poin ini tidak ada pembahasan yang panjang karena para alumni sepakat dan mendukung program ini.

---0000---

Dari pertemuan ini menurut saya merupakan langkah awal menyegarkan kembali organisasi apalagi dengan telah ditentukanya reoni akbar alumni santri nurul huda digabung dengan haulnya mbah yayi Abdullah sayuti.Secara historis, mulai dari terbentuknya organisasi iksan huda ini sampai sekarang, ada beberapa permasalahan ingin saya sampaikan yaitu :

1)      Dalam pengamatan saya, program-program kerja cenderung lahir dari angkatan muda (lulusan tahun 2000 keatas) begitupun dalam pelaksanaan tugasnya.Ini mungkin dapat dipahami dimana angkatan muda masih mempunyai kebebasan dalam bergerak dan belum banyak kesibukan seperti mengurus keluarga.

2)      Belum maksimalnya coordinator-koordinator wilayah dalam melaksanakan tugasnya yang berpengaruh pada maksimalnya kehadiran para alumni

3)      Visi misi organisasi masih cenderung sempit yang hanya sebatas tempat silaturrahmi dan berkumpulnya para alumni

4)      Tidak adanya data yang valid tentang keberadaan alumni sehingga cenderung coordinator-koordinator diwilayah hanya menghubungi alumni yang seangkatannya saja sedangkan alumni yang diluar angkatannya tidak bisa diketahui

5)      Kepengurusan yang belum solid seperti kurang terjalinnya komunikasi antar pengurus

6)      Peran santriawati alumni yang belum digarap secara maksimal.hal ini wajar karena walaupun dalam satu pesantren akan tetapi tentunya antara santri putra dan santri putri belum tentu saling mengenal

Dari beberapa analisa tersebut diatas,pertanyaan yang muncul dibenak saya adalah Quo Vadis Iksan Huda? Apakah akan menjadi organisasi yang ‘Wujudihi ka ‘adamihi’ yaitu adanya seperti tidak adanya?Atau akan berjalan ditempat saja,ataupun seperti air yang mengalir saja?.
Tentu itu bukan yang kita harapkan, karenanya kita tidak boleh diam dan menunggu saja apa adanya.kedepannya organisasi iksan huda ini tentu nya harus segera berbenah sehingga menjadi sebuah organisasi yang diharapkan,minimal menjadi organisasi yang mampu menumbuhkan sense of belonging and sense of responsibility dari para anggotanya. untuk mewujudkan itu perlu perubahan  yang harus dimulai dari pengurus nya terlebih dahulu sebagai penggerak roda organisasi.Karenanya agenda besar yang harus dilakukan pengurus adalah
Pertama, Harus bisa mendeteksi keberadaan alumni (Putra maupun putri) sehingga program kerja yang dilaksanakan alumni bisa tersosialisasi secara maksimal.Secara Teknis misalnya bisa dengan membuat buku album alumni seluruh angkatan.
Kedua, Kepengurusan organisasi haruslah mewakili dari santri alumni putra dan putri sehingga lebih memudahkan pengurus dalam kerja dilapangan,sebab tentu kalau alumni santri putra saja yang mengkoordinir dilapangan terkadang ada rasa etis dan tidak etis ketika harus mensosialisasikan ke alumni santri putri.
Ketiga, Sebagai pucuk pimpinan organisasi haruslah mempunyai data yang lengkap keberadaan pengurus dibawahnya terutama  terhadap coordinator-koordinator diwilayahnya sehingga ketika menginstruksikan program kerja bisa langsung dilaksanakan.
Ke empat, Visi misi organisasi haruslah di tinjau ulang yang bukan saja hanya sebagai tempat silaturrahmi alumni saja akan tetapi lebih luas dari itu karenanya begitu penting dibuat rumusan AD/ART organisasi sehingga hendak dibawa kemana organisasi ini lebih terencana dan terarah.
Ke lima, Aspirasi dari bawah (Bottom-Up) memang sangat perlu dalam sebuah organisasi yang menandakan telah terbentuknya sense of belonging terhadap organisasi,akan tetapi kalau aspirasi itu tidak muncul-muncul juga dari para anggota maka sebagai pengurus tentunya jangan berdiam diri dan yang terbaik adalah kebijakan Top-Down yaitu aspirasi langsung dari pengurus.
Catatan kecil diatas semoga menjadi bahan masukan sekaligus kritik konstruktif untuk membangun lebih baik lagi organisasi kita yaitu ikatan santri alumni nurul huda (Iksan Huda),Sebagai alumni yang pernah di didik disana tentunya kita mempunyai ikatan emosional yang tinggi tanpa memandang angkatan tahun berapa masuk atau keluar tapi yang jelas jangan pernah kita melupakan sejarah proses pendidikan kita ataupun memutuskan tali silaturrahmi.Mari belajar,mengabdi dan berkarya.Semoga bermanfaat.Wallohu ‘alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar