abdul rohim
Hulu sungkai ; 14.06 .2012 pkl.2323 WIB
Memperingati
isra mi’raj, mengingatkan kita kembali kepada kejadian sekitar 14 abad
tahun lalu dimana terjadi sebuah peristiwa spektakuler yang bagi
sebagian orang dianggap tidak masuk akal dan mengada-ngada.Peristiwa
yang terjadi hanya dalam satu malam namun terekam jelas dalam ingatan
nabi Muhammad saw.Itulah perjalanan spiritual tingkat tinggi yang
menjadi keistimewaan nabi Muhammad saw, menembus dimensi ruang dan waktu
untuk dipertunjukan kepada beliau tentang kemaha besaran Alloh swt
terhadap ciptaaNya.
Peristiwa ini diawali setidaknya oleh 3 peristiwa penting yaitu, pertama; wafatnya abi tholib,paman nabi yang selama ini melindungi dan menjaga nabi dari kejahatan orang-orang kafir quraiys. Kedua; wafatnya siti khodijah,istri rosululloh saw yang selalu mendampingi dan mendukung dakwah nabi dan ketiga;
pemboikotan terhadap banu hasym oleh kafir quraiys.Ketiga peristiwa ini
dikenal dalam sejarah islam sebagai ‘amulhujni yaitu tahun kesedihan.
Saat
ini peristiwa isra’ mi’raj diperingati oleh umat islam,untuk
merefleksikan pesan yang ingin disampaikan.Dalam masyarakat kita, pesan
yang sering disampaikan penceramah agama adalah ibadah ritual (kesalehan
individu dengan Alloh swt) dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Menerima
perintah sholat sebagai kewajiban bagi umat muslim menandakan misi
profetik nabi Muhammad saw yaitu selain berhubungan baik dengan alloh
swt pun harus berimbas pada perbaikan moral.Karena pada dasarnya sholat
akan membawanya untuk menjauhi perbuatan yang keji dan
munkar.Disinilah,kita memahami tiga proses yang harus dilewati seorang
muslim yaitu ta’abud (beribadah sesuai yang diajarkan nabi) kemudian Ta’aqul (proses berpikir tentang imbas yang harus diperoleh seorang muslim ketika ta’abud) dan Takhaluq (aplikasi dari proses ta’aqul).
Sering
kita menyaksikan sholat hanya berhenti pada proses ta’abud dan ta’aqul
saja sehingga hanya akan menjadi ritualitas dan angan-angan saja.Tidak
ada efek sama sekali baik dia sholat ataupun tidak.Karenanya perlu
dicamkan bahwa dari proses berpikir kita yang memahami sholat
diantaranya mampu mencegah perbuatan keji dan munkar adalah kewajiban
yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain
sholat, Peristiwa-peristiwa yang dijumpai oleh nabi baik ketika isra’
(perjalanan dari masjidil harom ke masjidil aqsha) maupun mi’raj (naik
sampai sidrotul muntaha) secara eksplisit menunjukan pesan moral yang
harus disampaikan kepada umat manusia.
Fenomena di neraka seperti
orang-orang terus berenang di kolam nanah dan darah lalu dilempari batu
terus menerus, sebagai lambang siksaan bagi orang-orang yang korupsi dan
makan harta riba. bibir dan lidah yang terus tergunting yang
mencerminkan hukuman bagi orang-orang yang selalu menyebarkan fitnah.
Wajah dan dada yang terus tercakar sebagai gambaran bagi mereka yang
suka menindas dan peristiwa-peristiwa mengerikan lainnya menjadikan
pelajaran kepada kita untuk muhasabah (instropeksi diri) tentang tindak tanduk kita di dunia ini.
Kejadian
yang terlihat jelas oleh nabi yaitu keadaan yang mengerikan di neraka
sebagai balasan bagi orang-orang yang mengabaikan seruan islam maupun
keadaan di surga yang membahagiakan sebagai balasan orang-orang yang
melakukan kebaikan mengisyaratkan kita untuk memilih jalan hidup mana
yang akan kita tempuh apakah keburukan ataukah kebaikan?.
Namun
selain berhubungan baik dengan alloh swt dan pesan moral, yang perlu
kita tangkap dalam peristiwa isra’ mi’raj ini adalah pesan social yang
cenderung dinomor sekiankan. Apalagi dengan masalah-masalah social
ekonomi seperti kerusuhan,pengangguran,kemiskinan dan lain sebagainya
yang sering mendera bangsa kita menjadikan moment ini begitu penting.
Dalam
peristiwa ini, nabi telah melewati tiga titik penting yaitu masjidil
harom,masjidil aqsho dan sidrotul muntaha.dari masjidil harom ke
masjidil aqsho adalah peristiwa horizontal dan dari masjidil aqsho ke
sidrotul muntaha adalah peristiwa vertical.Secara implisit,pesan yang
ingin disampaikan adalah bagaimana kita bisa memaknai hidup ini baik
secara horizontal maupun secara vertical.horizontal berarti bagaimana
gerak dan langkah kita di dunia ini dan vertical berarti tentang
hubungan kita dengan sang maha kuasa segala sesuatu.
Kita
melihat bahwa nabi dengan ketentuan Alloh swt ternyata memilih kembali
ke bumi setelah beliau menyaksikan sendiri tentang kenikmatan-kenikmatan
yang ada di surga,sesuatu hal yang berlawanan dengan nabi adam yang
dalam do’anya meminta dikembalikan ke surga maupun nabi idris yang
meninggalkan terompahnya di surga.hal ini memberikan isyarat kepada kita
bahwa kecarut marutan social dibumi haruslah diselesaikan oleh
nabi.Disinilah menjadi titik penting bagi misi islam untuk menciptakan
kedamaian dimuka bumi (rohmatan lil’alamin).
Dari sini,
bisa ditegaskan bahwa memaknai isra’ mi’raj berarti memahami dua prinsip
hidup kita sebagai muslim yaitu hubungan baik kita dengan sang pencipta
(vertical) dan hubungan baik dengan makhluk (horizontal).Perintah
berhubungan baik dengan sang pencipta pada kenyataannya harus berimbas
pada hubungan baik dengan yang diciptakan.Semoga kita bisa menangkap
makna peristiwa isra’ mi’raj ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar