Selasa, 16 Oktober 2012

Memaknai Isra’ Mi’raj

abdul rohim
Hulu sungkai ; 14.06 .2012 pkl.2323 WIB

Memperingati isra mi’raj, mengingatkan kita kembali kepada kejadian sekitar 14 abad tahun lalu dimana terjadi sebuah peristiwa spektakuler yang bagi sebagian orang dianggap tidak masuk akal dan mengada-ngada.Peristiwa yang terjadi hanya dalam satu malam namun terekam jelas dalam ingatan nabi Muhammad saw.Itulah perjalanan spiritual tingkat tinggi yang menjadi keistimewaan nabi Muhammad saw, menembus dimensi ruang dan waktu untuk dipertunjukan kepada beliau tentang kemaha besaran Alloh swt terhadap ciptaaNya.


Peristiwa ini diawali setidaknya oleh 3 peristiwa penting yaitu, pertama; wafatnya abi tholib,paman nabi yang selama ini melindungi dan menjaga nabi dari kejahatan orang-orang kafir quraiys. Kedua; wafatnya siti khodijah,istri rosululloh saw yang selalu mendampingi dan mendukung dakwah nabi dan ketiga; pemboikotan terhadap banu hasym oleh kafir quraiys.Ketiga peristiwa ini dikenal dalam sejarah islam sebagai ‘amulhujni yaitu tahun kesedihan.

Saat ini peristiwa isra’ mi’raj diperingati oleh umat islam,untuk merefleksikan pesan yang ingin disampaikan.Dalam masyarakat kita, pesan yang sering disampaikan penceramah agama adalah ibadah ritual (kesalehan individu dengan Alloh swt) dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Menerima perintah sholat sebagai kewajiban bagi umat muslim menandakan misi profetik nabi Muhammad saw  yaitu selain berhubungan baik dengan alloh swt pun harus berimbas pada  perbaikan moral.Karena pada dasarnya sholat akan membawanya untuk menjauhi perbuatan yang keji dan munkar.Disinilah,kita memahami tiga proses yang harus dilewati seorang muslim yaitu ta’abud (beribadah sesuai yang diajarkan nabi) kemudian Ta’aqul (proses berpikir tentang imbas yang harus diperoleh seorang muslim ketika ta’abud) dan Takhaluq (aplikasi dari proses ta’aqul).

Sering kita menyaksikan sholat hanya berhenti pada proses ta’abud dan ta’aqul saja sehingga hanya akan menjadi ritualitas dan angan-angan saja.Tidak ada efek sama sekali baik dia sholat ataupun tidak.Karenanya perlu dicamkan bahwa dari proses berpikir kita yang memahami  sholat diantaranya mampu mencegah perbuatan keji dan munkar adalah kewajiban yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain sholat, Peristiwa-peristiwa yang dijumpai oleh nabi baik ketika isra’ (perjalanan dari masjidil harom ke masjidil aqsha) maupun mi’raj (naik sampai sidrotul muntaha) secara eksplisit menunjukan pesan moral yang harus disampaikan kepada umat manusia.
Fenomena di neraka seperti orang-orang terus berenang di kolam nanah dan darah lalu dilempari batu terus menerus, sebagai lambang siksaan bagi orang-orang yang korupsi dan makan harta riba. bibir dan lidah yang terus tergunting yang mencerminkan hukuman bagi orang-orang yang selalu menyebarkan fitnah. Wajah dan dada yang terus tercakar sebagai gambaran bagi mereka yang suka menindas dan peristiwa-peristiwa mengerikan lainnya menjadikan pelajaran kepada kita untuk muhasabah (instropeksi diri) tentang tindak tanduk kita di dunia ini.

Kejadian yang terlihat jelas oleh nabi yaitu keadaan yang mengerikan di neraka sebagai balasan bagi orang-orang yang mengabaikan seruan islam maupun keadaan di surga yang membahagiakan sebagai balasan orang-orang yang melakukan kebaikan mengisyaratkan kita untuk memilih jalan hidup mana yang akan kita tempuh apakah keburukan ataukah kebaikan?.

Namun selain berhubungan baik dengan alloh swt dan pesan moral, yang perlu kita tangkap dalam peristiwa isra’ mi’raj ini adalah pesan social yang cenderung dinomor sekiankan. Apalagi dengan masalah-masalah social ekonomi seperti kerusuhan,pengangguran,kemiskinan dan lain sebagainya yang sering mendera bangsa kita menjadikan moment ini begitu penting.

Dalam peristiwa ini, nabi telah melewati tiga titik penting yaitu masjidil harom,masjidil aqsho dan sidrotul muntaha.dari masjidil harom ke masjidil aqsho adalah peristiwa horizontal dan dari masjidil aqsho ke sidrotul muntaha adalah peristiwa vertical.Secara implisit,pesan yang ingin disampaikan adalah bagaimana kita bisa memaknai hidup ini baik secara horizontal maupun secara vertical.horizontal berarti bagaimana gerak dan langkah kita di dunia ini dan vertical berarti tentang hubungan kita dengan sang maha kuasa segala sesuatu.

Kita melihat bahwa nabi dengan ketentuan Alloh swt ternyata memilih kembali ke bumi setelah beliau menyaksikan sendiri tentang kenikmatan-kenikmatan yang ada di surga,sesuatu hal yang berlawanan dengan nabi adam yang dalam do’anya meminta dikembalikan ke surga maupun nabi idris yang meninggalkan terompahnya di surga.hal ini memberikan isyarat kepada kita bahwa kecarut marutan social dibumi haruslah diselesaikan oleh nabi.Disinilah menjadi titik penting bagi misi islam untuk menciptakan kedamaian dimuka bumi (rohmatan lil’alamin).

Dari sini, bisa ditegaskan bahwa memaknai isra’ mi’raj berarti memahami dua prinsip hidup kita sebagai muslim yaitu hubungan baik kita dengan sang pencipta  (vertical) dan hubungan baik dengan makhluk (horizontal).Perintah berhubungan baik dengan sang pencipta pada kenyataannya harus berimbas pada hubungan baik dengan yang diciptakan.Semoga kita bisa menangkap makna  peristiwa isra’ mi’raj ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar