Selasa, 16 Oktober 2012

Dua Jurus Ampuh Untuk Penuntut Ilmu


 abdul rohim
(Lampung Utara,12-04-2012 pkl.10.43 WIB)

Dengan kecanggihan teknologi  informasi dan  komunikasi  saat ini membuat manusia dimudahkan dalam segala urusan.Manusia tidak perlu lagi menunggu kabar dari teman,kolega,atau saudara dalam waktu yang lama, tidak perlu menunggu kiriman uang berhari-hari,tidak perlu susah-susah  buat catatan harian di buku diary,tidak perlu capek-capek kerja memikul barang atau ngoes sepedah berjam-jam,Tidak perlu repot-repot cari informasi atau cari buku diperpustakaan.ahh hidup menjadi cepat dan lebih mudah.



Coba bandingkan dengan kehidupan dulu,tanyakan kepada orang-orang tua kita bagaimana komunikasi dengan saudara-saudaranya,bagaimana mereka sekolah dulu,bagaimana mereka bekerja dan lain sebagainya.cerita dari bapak saya kalau dulu sekolah bertemankan dengan monyet,beralaskan dengan tanah,mengendarai sepedah berkilo-kilo meter dan terkadang jalan kaki.ahhhh hidup begitu lambat dan susah.Tanyakan juga pada sejarah bagaimana ulama-ulama dulu harus berkeliling untuk  membuktikan dan menanyakan satu hadis apakah benar diriwayatkan atau tidak,bagaimana mereka harus menghapal ribuan hadis dan pendapat karena kurangnya alat bantu yang berupa buku,bagaimana mereka harus duduk berpuluh-puluh tahun untuk mendengarkan ilmu dari ulama yang mumpuni dan lain sebagainya.

Ketika saya masih sekolah dasar dulu pun saya mengalaminya,bukan tidak ada sekolah dasar yang dekat rumah tapi orang tua saya dulu lebih memilih sekolah yang berbasis keagamaan karena transportasi sangat sulit maka ya harus ngoes sepeda berkilo-kilo meter untuk sampai sekolah dan itu berlangsung sampai sekolah menengah pertama.Dalam proses belajar pun kurangnya  buku-buku penunjang,tidak ada komputer,kurangnya media pembelajaran bahkan untuk menambah wawasan keagamaan saya ikut mendaftar menjadi anggota perpus di lantai dua pasar pringsewu -yang sepertinya sekarang sudah tidak ada lagi-.Belajar komputer pun saya meluangkan waktu untuk ikut kursus yang diajarkan masih program DOS.

Menginjak kuliah,untuk mencari info perguruan tinggi pun harus nanya kanan kiri siapa tau ada yang pernah kesana,tapi ya lagi-lagi hanya info sepotong-potong. Ketika kuliah orang tua masih ngirim uang pakai wesel berlangsung sampai tahun pertama kuliah,Mengirim surat pun menunggu waktu seminggu kalo tidak ada halangan baru bisa dibaca ,untuk berkomunikasi cepat pun masih memakai wartel (warung Telepon) dan harus janjian dulu dengan orang tua karena telpon rumahnya nunut sama orang lain.Dalam pembelajaranpun media nya masih kurang sekali,apalagi untuk menambah wawasan yang lain ya harus siap repot kesana kemari bahkan untuk ngenet pun mahal nya tidak sesuai dengan uang saku ya alternatifnya satu komputer dioperasikan bertiga dan bayarnya sokongan dan tentunya nyari ‘pahe’ (paket hemat) yang adanya ‘pahe’ ini biasanya tengah malam sampai pagi.

Bagaimana dengan sekarang? tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan teknologi begitu cepat sehingga memudahkan siapapun yang mempunyai keseriusan untuk menuntut ilmu.berkomunikasi lebih cepat dengan adanya HP yang dulu bagi kebanyakan orang merupakan barang mahal,orang tidak perlu lagi mencatat di diari karena sudah ada facebook,twiter dan lainnya,mengirim surat pun bisa secepat kilat dengan electronic mail, Transfer uang tinggal pencet langsung sampai,tinggal gesek langsung terima tunai,pembelajaranpun dimanjakan dengan fasilitas-fasilatas yang lengkap,.Sekarang tidak perlu capek-capek keluar rumah untuk kursus atau keluar daerah bila kursus yang diharapkannya tidak ada didaerahnya sendiri  sekarang  tinggal duduk manis dirumah dan memilih kursus apa yang di ingininya terus KLIK langsung dech tersambung.Orang yang ingin bisa bahasa inggris,bisa bahasa arab,ingin jadi arsitek,motivator,ahli masak,ahli komputer,ahli desainer,ahli hukum,ahli bisnis atau pun ahli-ahli lainnya bahan bacaannya atau kegiatannya sudah tersedia secara on-line.mudah kan.

Inilah sebuah impian yang dulu mungkin orang menganggapnya sesuatu yang mustahil,impian yang sebelum tahun 1990-an sudah ada konsep dan pemikirannya namun belum bisa diwujudkan.Impian seorang Vanner Bush tahun 1945 yang memimpikan sebuah meja kerja untuk para ilmuwan yang berupa meja yang memiliki layar kaca dan merupakan sebuah mesin memory yang dapat menyimpan semua berkas yang dapat membuka dan menutup sesuai kebutuhan dan dapat  bekerja mengetik,membaca,berpikir,memeriksa dan menganalisa.Impian ini baru terwujud ketika  tim burners-lee yang bekerja disebuah laboratorium geneva,Switzerland membuat sebuah program komputer yang dirancang untuk menyimpan berbagai jenis data dan informasi,lalu membuat kaitan diantara mereka secara acak.Konsep hypertextuality ini pada tahun 1989 diusulkan agar diperluas menjadi jaringan global agar orang-orang dibelahan dunia bisa saling bekerja sama dan bertukar informasi dengan mengusulkan nama world wide web (www).


Sekarang semua orang mudah untuk mengaksesnya dan bukan merupakan barang mahal lagi bagi sebagian masyarakat kita bahkan pemerintahpun sudah memberikan program berupa bantuan mobil dengan fasilitas internet berkeliling kedaerah-daerah terpencil , Atas dasar itu tentunya kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia lebih baik,mahasiswa dan pelajar seharusnya lebih bermutu dengan kemampuan yang holistic komprehensif.Tidak perlu lagi orang merasa bingung mau kerja apa karena tidak mempunyai skill,guru-guru tidak perlu bingung lagi ketika mendekati UAN tentang kelulusan murid-muridnya karena toh media pembelajaran sudah begitu canggihnya,mahasiswa pun tidak perlu repot-repot konsolidasi pergi kekampus sana sini karena dari kampus sendiripun mereka bisa terhubung,tidak ada alasan lagi susah buat makalah atau tugas akhir karena sulitnya referensi karena toh digital library sudah bisa diakses dari warung kopi.itu lah sekarang yang saya katakan belajar lebih mudah.

Ada dua jurus yang sangat ampuh untuk mendapatkan ilmu yaitu hanya dengan niat dan tekad yang kokoh dalam menuntut ilmu karena ada yang mengatakan mencari Ilmu bagaikan kita memilih seorang wanita yang mana dia perlu dikenali,didekati,dicintai,diburu ,ijab kobul lalu digunakan,dijaga dan dipelihara.Wanita tidak akan mau ujug-ujug langsung jadi milik kita tanpa mengikuti urutan prosedurnya-Emangnya jaman siti nurbaya-,wanita sebelum mengatakan deal harus mengenal dulu siapa dia,apa aktivitasnya,bagaimana kehidupan keluarganya dan lainnya,kemudian apakah pria tersebut mau mendekatinya atau mau menyayangi dan mencintainya,lalu kalau memang benar mencintainya dia akan mengatakan apa buktinya karenanya pria tersebut harus memburunya,satu kali ditolak,dua kali ditolak tentu ada yang ketiga dan seterusnya,perjuangan itu yang penting,keseriusan itu yang paling utama ungkapnya baru setelah itu harus ada ijab kobul yang tentu perlu biaya dan setelah itu baru deal dan tentunya harus digunakan,dijaga dan dipelihara.

seperti itu juga menuntut ilmu Bagaimana kita akan memahami ilmu tersebut kalau kita tidak ada niat mengenalnya,Tidak ada keinginan untuk mendekatinya apalagi mencintainya.Bagaimana kita bisa menguasai ilmu tersebut tanpa tekad yang sungguh-sungguh untuk memburunya,tidak mau berjuang,tidak mau berkorban bahkan tidak mau mengeluarkan biaya.Bagaimana ilmu itu akan bermanfaat bagi kita kalau kita tidak menggunakanya,bagaimana ilmu itu tidak lepas dari kita kalau kemudian setelah mendapatkannya kita tidak bisa menjaga dan memeliharanya.
Dengan dua jurus ini yaitu niat dan tekad yang kokoh kita bisa mendapatkan ilmu dengan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar