Senin, 15 Oktober 2012

Antara Keshalehan Individual Versus Sosial


oleh : abdul rohim,
pringsewu,18/05/2012 pkl.21;14

Manusia diciptakan tuhan selain sebagai mahluk individual,pun dia  juga sebagai mahluk social.Sebagai mahluk individual dia mempunyai sifat-sifat individualis seperti ingin menang sendiri,ingin enak sendiri,mementingkan pribadi dan lain sebagainya.Dan sebagai mahluk social dia mempunyai sifat-sifat gotong royong,tolong menolong,ingin berkelompok dan lain sebagainya.



Pada kenyataannya bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri,dia akan selalu tergantung pada orang lain karena itulah manusia sering disebut zoon politicon yaitu mahluk yang selalu mempunyai kepentingan dengan orang lain.Namun terkadang kita juga melihat ada manusia yang senang hidup sendiri seperti bertapa di gua-gua,lari ke gunung untuk menyepi,tinggal di hutan sendiri untuk menjauhkan dari keramaian yang pada intinya ingin lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Tentunya bahwa Alloh swt tidak menginginkan mahluknya yang bernama manusia untuk hidup menyendiri dan menjauh kan dari kehidupan social dengan alih-alih mendekatkan diri kepada sang pencipta karena kalau seperti itu tujuannya maka cukup menciptakan mahluknya yang bernama malaikat tanpa harus diberi hati,akal pikiran dan nafsu.

Karenanya dengan tegas alloh swt menyatakan tujuan menciptakan manusia yaitu agar manusia mampu memakmurkan bumi ini,mengelola dengan sebaik-baiknya dan kelak  akan dimintai pertanggung jawabanya di hadapan alloh swt atau dengan bahasa lain sering kita sebut sebagai kholifatu fil arld.

Dalam ayat lain alloh juga menyebutkan bahwa tujuan menciptakan manusia dan jin yaitu untuk beribadah kepada-Nya.Nah dari kata ibadah  inilah banyak penafsiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Ibadah ada yang menafsirkan hanya ritualitas-ritualitas saja seperti sholat,zakat,puasa,ibadah haji dan lain sebagainya.Kalau seorang muslim telah mampu mengerjakan ritualitas tersebut maka kebanyakan orang akan menyebutnya sebagai seorang yang taat kepada alloh (orang yang shaleh) dan orang yang tidak mengerjakan tersebut maka disebut sebagai orang tidak/kurang shaleh (orang biasa/awam).

Dari sini,masyarakat kita cenderung melihat tampakan luar dari sebuah ibadah ritual bahkan lebih jauh lagi sering melihat symbol-simbol keagamaan sebagai penanda dari kesalehan seseorang seperti melihat orang yang berkopiah, memakai baju ‘koko’ (taqwa),memakai sarung,memakai jubah putih,serban,dan symbol-simbol keagamaan lainya sebagai orang yang shaleh.Pandangan ini tentu tidak sepenuhnya benar karena kita tidak bias menilai seseorang dari ritualitas maupun symbol-simbol keagamaan tersebut dan menurut saya manusia tidak berhak menilai karena alloh swt  kelak  yang akan menilainya.

Mungkin kita pernah mendengar hadits nabi saw dimana orang yang menuntut ilmu,jihad fisabilillah,menyerahkan hartanya di jalan yang diridloi alloh swt ternyata oleh alloh swt dimasukan kedalam neraka.Apa sebabnya? Karena mereka semuanya tidak mempunyai rasa ikhlas di dalam hatinya dan semua perbuatan baiknya hanya menginginkan penilaian dari manusia.Disinilah yang namanya ihlas beribadah sebagai sesuatu yang abstrak,yang tidak kelihatan wujudnya dan hanyalah alloh swt yang mengetahuinya.

Ibadah ritual yang kita laksanakan seharusnya memberikan dampak kebaikan bagi orang yang menjalaninya.Orang yang sholat seharusnya dia dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar bukan malah saling membenci antar tetangga,tidak mau tolong menolong,timbulnya penyakit hati seperti iri hati,dengki dan perbuatan jelek lain.

sholatpun di dalam alqur’an sering digandengkan dengan zakat artinya dari sini bahwa selain kesalehan individual dengan alloh swt maka diapun harus saleh secara social.Karenanya tidak sepatutnyalah orang hanya berkomunikasi dengan alloh swt dengan melupakan komunikasi antar sesama manusia sebab sekali lagi saya nyatakan bahwa tujuan alloh swt menciptakan manusia bukan hanya semata-semata untuk melakukan ibadah ritual an sich akan tetapi bias memakmurkan bumi dengan sebaik-baiknya berdasarkan sunatulloh (Hukum Alam) yang telah ditetapkan.

Karenanya saling berhubungan,saling kenal mengenal,saling berkomunikasi dengan baik antar sesame manusia adalah merupakan ketentuan alloh swt yang harus dilaksanakan manusia.Dari sini tentu ibadah jangan kita artikan sebagai bentuk ritualitas kita sehari hari dalam bersujud menyembah alloh swt akan tetapi semua aspek yang kita lakukan adalah sebagai bentuk penghambaan kita kepada alloh swt.

Berbuat baik kepada tetangga misalnya dalam sebuah hadis dikatakan merupakan bentuk kepercayaan (keimanan) kita kepada alloh swt dan hari akhir dan tidak dinyatakan orang yang beriman apabila tetangganya merasakan ketidaknyamanan akibat gangguan kita kepadanya.Perbuatan baik ini tentu bukanhanya ditujukan kepada tetangga yang se iman saja,akan tetapi kepada orang non-muslim pun berbuat baik adalah sebuah keharusan.Kita bisa mencotoh bagaimana nabi Muhammad saw ketika berangkat sholat ke masjid selalu memberikan makanan dan menyuapi seorang yahudi yang buta yang selalu menghina nabi.Yahudi itu pun tidak mengetahui bahwa yang dia hina adalah nabi Muhammad saw yang selalu menyuapinya makanan.Dan setelah wafat baru yahudi tersebut mengetahuinya dari sahabat abu bakar sidiq bahwa yang selalu ia hina adalah nabi Muhammad saw yang selalu memberi dan menyuapi makanan.Dan masih banyak suri tauladan yang baik yang dicontohkan oleh nabi saw.

Dalam alqur’an pun kita melihat bahwa kesalehan social lebih banyak difirmankan oleh alloh swt daripada kesalehan individual yang berupa ritual dengan prosentase yang lebih besar.Dan setiap ritualitas keagamaan kita selalu mengharuskan berdampak baik secara social.Karenanya,jangan lah kita sebagai muslim menjauhkan diri dari kelompok-kelompok yang tidak sepaham,selalu sinis kepada orang lain,menganggap dirinya paling shaleh dan benar,Mengasingkan diri dari kehidupan bermasyarakat dan tidak peduli terhadap problematikanya dan lain sebagainya.Maka seharusnyalah kesalehan individual yang berupa ritual mampu dibarengi dengan kesalehan social.

semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar